Jumat, 05 Juli
2019
Hari Biasa Pekan XIII
– Jumat Pertama Dalam Bulan
Gereja adalah tempat
pertemuan dengan Putra Allah yang hidup dan karenanya menjadi tempat pertemuan
di antara kita. (Paus Benediktus XVI)
Antifon Pembuka (Mzm 106:1)
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya.Doa Pembuka
Allah Bapa Mahapenyayang, Engkau membuka pintu
Kerajaan Surga bagi para pemungut cukai dan orang berdosa. Kami mohon dengan
rendah hati, semoga kami mengakui, bahwa hanya rahmat-Mulah yang mampu
menghidupi kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus,
Putra-Mu, dan Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus
hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan
dari Kitab Kejadian (23:1-4.19;
24:1-8.62-67)“Ishak mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas
kematian ibunya.”
Sara, isteri Abraham, hidup seratus dua puluh tujuh
tahun lamanya. Kemudian Sara meninggal di Kiryat-Arba, yaitu Hebron, di tanah
Kanaan. Lalu Abraham datang meratapi dan menangisinya. Sesudah itu Abraham
bangkit dan meninggalkan jenazah isterinya, lalu berkata-kata kepada orang-orang
Het, “Aku ini orang asing dan pendatang di antaramu. Berikanlah kiranya kepadaku
sebuah kuburan di tanahmu ini, supaya aku dapat mengantarkan dan menguburkan
isteriku yang telah meninggal.” Sesudah itu Abraham menguburkan Sara, isterinya,
di dalam gua di ladang Makhpela, di sebelah timur Mamre, yaitu Hebron di tanah
Kanaan. Adapun Abraham telah tua dan lanjut umurnya, serta diberkati Tuhan dalam
segala hal. Berkatalah Abraham kepada hambanya yang paling tua, yang diberi
kuasa atas segala miliknya, katanya, “Baiklah letakkan tanganmu di bawah pangkal
pahaku, supaya aku mengambil sumpahmu. Demi Tuhan, Allah yang empunya langit
maupun bumi, janganlah engkau mengambil seorang isteri bagi anakku dari antara
wanita negeri Kanaan tempat aku tinggal ini. Tetapi engkau harus pergi ke
negeriku, kepada sanak saudaraku, untuk mengambil seorang isteri bagi Ishak,
anakku.” Lalu berkatalah hamba itu kepadanya, “Mungkin wanita itu tidak suka
mengikuti aku ke negeri ini? Haruskah aku membawa anakmu ke negeri asal Tuanku
itu? Abraham lalu berkata, “Awas, jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana!
Tuhan, Allah yang empunya langit, telah memanggil aku dari rumah ayahku dan dari
negeri sanak saudaraku. Ia telah bersabda dan bersumpah kepadaku, ‘Negeri ini
akan Kuberikan kepada keturunanmu.’ Dialah yang akan mengutus malaikat-Nya
berjalan di depanmu, sehingga engkau dapat mengambil seorang isteri dari sana
untuk anakku. Tetapi jika wanita itu tidak mau mengikuti engkau, maka bebaslah
engkau dari sumpahmu kepadaku ini. Hanya saja, janganlah anakku kaubawa kembali
ke sana.” Beberapa waktu kemudian Ishak datang dari arah sumur Lakhai-Roi; ia
tinggal di tanah Negeb. Menjelang senja Ishak keluar untuk berjalan-jalan di
padang. Ia melayangkan pandangannya dan melihat ada unta-unta datang mendekat.
Itulah hamba Abraham yang kembali dari negeri tuannya dan membawa serta Ribka,
calon isteri Ishak. Ribka juga melayangkan pandangannya dan melihat Ishak.
Segera Ribka turun dari untanya dan bertanya kepada hamba Abraham, “Siapakah
orang yang berjalan di padang menuju kita itu?” Jawab hamba itu, “Dialah
tuanku.” Lalu Ribka mengenakan telekungnya dan menyelubungi diri. Kemudian hamba
itu menceriterakan kepada Ishak segala yang dilakukannya. Maka Ishak mengantar
Ribka ke dalam kemah Sara, ibunya, dan mengambil dia menjadi isterinya. Ishak
mencintai Ribka, sehingga ia terhibur atas kematian
ibunya.
Demikianlah
sabda Tuhan
U. Syukur kepada
Allah.
Mazmur Tanggapan, do = bes, 2/4, PS
831
Ref. Bersyukurlah kepada Tuhan,
karna baiklah Dia!
Ayat.
(Mzm 106:1–2.3–4a.4b–5; R:1a)
1.
Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Siapakah
yang dapat memberitahukan keperkasaan Tuhan, dan memperdengarkan segala pujian
kepada-Nya?
2. Berbahagialah orang
yang berpegang pada hukum, yang melakukan keadilan di setiap saat! Ingatlah akan
daku, ya Tuhan, demi kemurahan-Mu terhadap umat.
3. Perhatikanlah aku, demi keselamatan yang datang
dari pada-Mu, supaya aku melihat kebahagiaan orang-orang pilihan-Mu, supaya aku
bersukacita dalam sukacita umat-Mu, dan supaya aku bermegah bersama milik
pusaka-Mu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius
(9:9-13) “Bukan orang sehat yang memerlukan dokter; Aku
menginginkan kasih sayang, bukan
persembahan.”
Pada suatu hari, Yesus melihat seorang yang bernama
Matius duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya, “Ikutlah Aku!” Maka
berdirilah Matius, lalu mengikuti Dia. Kemudian, ketika Yesus makan di rumah
Matius, datanglah banyak pemungut cukai dan orang berdosa, makan bersama-sama
dengan Dia dan murid-murid-Nya. Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi
kepada murid-murid Yesus, “Mengapa gurumu makan bersama dengan pemungut cukai
dan orang berdosa?” Yesus mendengarnya dan berkata, “Bukan orang sehat yang
memerlukan tabib, melainkan orang sakit. Maka pergilah dan pelajarilah arti
firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena
Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang
berdosa.”
Demikianlah Injil
Tuhan
U. Terpujilah
Kristus.
Renungan
Mengapa Yesus datang bukan untuk memanggil orang
benar, melainkan orang berdosa? Mengapa Yesus memanggil Matius, seorang pemungut
cukai, dan bukan orang Farisi? Jawabannya adalah karena Yesus berbelas kasih dan
menghendaki muridnya untuk berbelas kasih. Orang berdosa, seperti orang sakit,
sadar diri bahwa ia lemah tak berdaya; ia mengharapkan pertolongan; ia
mendambakan pengampunan, penerimaan dan belas kasihan dari sesama dan dari
Tuhan. Kehadiran Yesus didasari oleh misi yang jelas, “Aku datang bukan untuk
memanggil orang benar, melainkan orang berdosa,” kata Yesus. Matius sebagai
pemungut cukai dan oleh orang-orang Farisi dimasukkan dalam kelompok orang
berdosa menjadi salah seorang yang dipanggil untuk mengikuti-Nya. Seperti halnya
dalam kehidupan jasmani kita memerlukan makanan untuk dapat bertahan hidup,
demikian pula, dalam kehidupan rohani. Kita memerlukan makanan rohani agar dapat
tetap hidup dan bertumbuh secara rohani. Makanan rohani ini adalah Sabda Allah
(lih. Mat 4:4) dan ‘Roti Hidup’/ Ekaristi (Yoh 6:53-58), yang keduanya kita
terima dalam perayaan Ekaristi. (RENUNGAN
PAGI) Hati Yesus yang
Mahakudus sebagai perapian cinta kasih yang bernyala-nyala adalah lambang dan
ungkapan nyata dari kasih abadi Allah —- Paus Paulus
VI
Antifon
Komuni (Mzm 106:3)Berbahagialah
orang yang berpegang pada hukum, yang setiap saat melakukan
keadilan.
Litani Hati Yesus yang Mahakudus lih. PS 209
Tuhan,
kasihanilah kami
Tuhan,
kasihanilah kami
Kristus,
kasihanilah kami
Kristus,
kasihanilah kami
Tuhan,
kasihanilah kami;
Kristus,
dengarkanlah kami
Kristus,
kabulkanlah doa kami
Allah
Bapa di surga, kasihanilah kami
Allah
Putra Penebus dunia,
Allah Roh Kudus,
Allah Tritunggal Kudus, Tuhan Yang Maha Esa,
Hati
Yesus yang mahakudus,
Hati
Yesus, Putra Bapa kekal,
Hati
Yesus yang diwujudkan oleh Roh Kudus dalam ribaan Bunda Perawan,
Hati
Yesus yang dipersatukan dengan Sabda Allah dalam satu wujud,
Hati
Yesus yang mahamulia,
Hati
Yesus, bait kudus Allah,
Hati
Yesus, kemah Allah yang mahatinggi,
Hati
Yesus, rumah Allah dan pintu surga,
Hati
Yesus, perapian cinta kasih yang bernyala-nyala,
Hati
Yesus, perbendaharaan keadilan dan cinta kasih,
Hati
Yesus, penuh kebaikan dan cinta kasih,
Hati
Yesus, lubuk penuh keutamaan,
Hati
Yesus yang amat patut dipuji,
Hati
Yesus, raja dan pusat segala hati,
Hati
Yesus, tempat semua harta kebijaksanaan dan pengetahuan,
Hati
Yesus, tempat ke-Allah-an seluruhnya,
Hati
Yesus yang berkenan kepada Bapa,
Hati
Yesus yang kaya raya dan murah hati kepada kami,
Hati
Yesus, kerinduan bukit-bukit yang kekal,
Hati
Yesus yang sabar dan mahabelas kasih,
Hati
Yesus yang murah hati kepada semua orang yang berseru kepada-Mu,
Hati
Yesus, sumber kehidupan dan kesucian,
Hati
Yesus, kurban pelunas dosa kami,
Hati
Yesus yang ditimpa penghinaan,
Hati
Yesus yang hancur karena kejahatan kami,
Hati
Yesus yang taat sampai mati,
Hati
Yesus yang tertusuk dengan tombak,
Hati
Yesus, sumber segala penghiburan,
Hati
Yesus, kehidupan dan kebangkitan kami,
Hati
Yesus, pokok damai dan pepulih kami,
Hati
Yesus, kurban untuk orang berdosa,
Hati
Yesus, keselamatan bagi orang yang berharap kepada-Mu,
Hati
Yesus, pengharapan orang yang meninggal dalam Engkau,
Hati
Yesus, kesukaan semua orang kudus,
Anak
domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia, sayangilah kami,
Anak
domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia, kabulkanlah doa kami,
Anak
domba Allah, yang menghapus dosa-dosa dunia, kasihanilah kami.
Yesus yang lembut dan rendah hati, jadikanlah hati kami seperti hati-Mu.
Marilah kita berdoa. (Hening) Allah yang mahakuasa dan kekal, terimalah segala pujian dan penghapusan dosa yang dipersembahkan Hati Yesus kepada-Mu atas nama semua orang berdosa. Sudilah Engkau mengampuni dosa-dosa umat-Mu ini, yang memohon belas kasih-Mu dengan pengantaraan Yesus Kristus, Tuhan kami, yang bersatu dengan Dikau dalam Roh Kudus, hidup dan berkuasa, kini dan sepanjang masa. Amin.
Sumber: renunganpagi.blogspot.com