Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Cipinang Cempedak Jakarta – Indonesia
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Mazmur 60:13
Berilah kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sialah penyelamatan dari manusia.
PENGANTAR:
Setiap orang menggendong hasil atau akibat perbuatannya yang baik ataupun yang kurang baik. Orang lain akan terkena dampaknya, sekalipun mungkin tidak terasa. Perjanjian lama mengenal hubungan luas itu dalam sejarah. Bila hal itu kita perhitungkan, maka takkan mudah kita menjatuhkan penilaian ataupun hukuman terhadap orang lain, tetapi akan mawas diri lebih dulu. Maka kita akan menilai dengan tepat pengalaman kita sendiri dari masa lalu yang baik maupun yang kurang baik.
DOA PEMBUKA:
Marilah bedoa: Allah Bapa tujuan hidup kami, semoga kami patuh setia melaksanakan tugas yang kami terima dari-Mu. Perkenankanlah kami berusaha, agar dunia ini layak didiami setiap orang sesuai dengan cita-cita Yesus Kristus, jalan kehidupan kami, yang ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja 17:5-8.13-15a.18
“Tuhan menjauhkan Israel dari hadapan-Nya, dan tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja.”
Pada waktu itu setelah memenjarakan Raja Hosea, Salmaneser, raja Asyur, menjelajah seluruh negeri Israel. Ia menyerang Kota Samaria dan mengepungnya selama tiga tahun. Dalam tahun kesembilan zaman Raja Hosea raja Asyur merebut Samaria. Ia mengangkut orang-orang Israel ke Asyur, ke dalam pembuangan, dan menyuruh mereka tinggal di Halah, di tepi Sungai Habor, yakni sungai negeri Gozan, dan di kota-kota orang Madai. Hal itu terjadi, karena orang Israel telah berdosa kepada Tuhan, Allah mereka, yang telah menuntun mereka dari tanah Mesir, dari kekuasaan Firaun, raja Mesir, dan karena mereka telah menyembah allah lain. Lagi pula mereka telah hidup menurut adat istiadat bangsa-bangsa yang telah dihalau Tuhan dari depan orang Israel, dan menurut ketetapan yang telah dibuat raja-raja Israel. Tuhan telah memperingatkan orang Israel dan orang Yehuda dengan perantaraan semua nabi dan semua pelihat, “Berbaliklah kalian dari jalan-jalanmu yang jahat itu; dan tetaplah mengikuti segala perintah dan ketetapan-Ku, sesuai dengan segala undang-undang yang telah Kuperintahkan kepada nenek moyangmu dan yang telah Kusampaikan kepada mereka dengan perantaraan hamba-hamba-Ku para nabi.” Tetapi mereka tidak mau mendengarkan; mereka bertegar hati seperti nenek moyangnya yang tidak percaya kepada Tuhan, Allah mereka. Mereka menolak ketetapan dan perjanjian Tuhan, yang telah diadakan dengan nenek moyang mereka, mereka membuang peraturan-peraturan Tuhan yang telah disampaikan kepada mereka. Sebab itu Tuhan sangat murka kepada Israel, dan menjauhkan mereka dari hadapan-Nya; tidak ada yang tinggal kecuali suku Yehuda saja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 60:3.4-5.12-13
Ref. Selamatkanlah kami dengan tangan kanan-Mu, ya Tuhan, dan jawablah kami.
-
Ya Allah, Engkau telah membuang kami, dan menembus pertahanan kami; Engkau telah murka; pulihkanlah kami!
-
Engkau telah menggoncangkan bumi dan membelahnya; perbaikilah retak-retaknya, sebab kami telah goyah. Engkau telah membuat umat-Mu mengalami penderitaan yang berat, Engkau telah memberi kami minum anggur yang memusingkan.
-
Bukankah Engkau, ya Allah, yang telah membuang kami? Bukankah Engkau tidak maju bersama bala tentara kami? Berikanlah kepada kami pertolongan terhadap lawan, sebab sia-sialah penyelamatan dari manusia.
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya
S : Firman Tuhan itu hidup dan kuat, menusuk ke dalam jiwa dan roh.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius 7:1-5
“Keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri.”
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, “Janganlah menghakimi, supaya kalian tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang telah kalian pakai untuk menghakimi, kalian sendiri akan dihakimi. Dan ukuran yang kalian pakai untuk mengukur akan ditetapkan pada kalian sendiri. Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok dalam matamu sendiri tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu, ‘Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu’, padahal di dalam matamu sendiri ada balok? Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu sendiri, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar dari mata saudaramu.”
Demikianlah Sabda Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.
Apakah anda pernah mengalami mencari kacamata padahal kacamata itu sedang anda pakai? Atau mencari topi padahal topi itu dikempit di ketiak sendiri? Atau mencari handuk ketika mau mandi padahal handuknya diiket di pinggang sendiri? Bisa jadi kita akan merasa geli dan lucu kalau ingat kejadian-kejadian sepele itu. Namun pada waktu itu bisa jadi kita mangkel atau bahkan menuduh orang lain menyembunyikan apa yang kita cari. Pengalaman yang lucu tetapi membawa kita pada pelajaran tentang berefleksi diri.
Pesan injil hari ini kiranya sangat jelas dan tegas: jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Sering terjadi bahwa kita menghakimi orang lain tanpa tahu persis apa yang sebenarnya terjadi. Dan memang paling mudah adalah langsung berkomentar dibanding harus menunggu sampai kita tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin saja kita terlalu malas untuk ‘mencari’ tau apa yang sebenarnya terjadi. Lebih nikmat langsung berkomentar apalagi komentarnya itu bisa menyudutkan orang lain. Pastilah ada perasaan puas diri dan merasa diri paling benar.
Arus komunal yang terjadi adalah demikian. Tetapi hari ini kita diingatkan untuk tidak mudah menghakimi orang lain, entah dengan bentuk apapun. Kita diingatkan untuk tidak memandang yang lain sebagai tempat penghakiman. Bisa jadi apa yang terjadi pada orang lain itu sebenarnya sedang terjadi pada kita. Maka kita diajak untuk melihat banyak hal secara lebih luas dan lebih dalam. Permukaan memang penting, tetapi lebih penting lagi supaya kita mampu melihat ke dalam. Inilah yang membuat kita bisa belajar hidup bijak.
Tidak jarang sudut pandang seperti ini membuat kita, orang katolik, kurang berani untuk menyampaikan kritik dan memberi masukan pada orang lain. Sering kali perasaan yang muncul adalah ‘saya saja belum benar, masak mau mengkritik orang lain’. Padahal Tuhan Yesus tidak memaksudkannya untuk itu. Kalau memang ada kebenaran yang harus disampaikan, kita perlu menyampaikannya walau ada resiko yang mungkin terjadi.
Kiranya ‘kesadaran diri’ menjadi pokok yang penting dalam perkara menghakimi ini. Kalau mengkritik, kritiklah dengan tulus hati dan membangun. Kalau memuji, juga pujilah dengan tulus tanpa modus. Kadang kala kita mengkritik dengan nada penuh kebencian dan hanya ingin menjatuhkan. Sementara kalau memuji, kita melakukannya dengan penuh modus, supaya dianggap baik, supaya naik jabatan, supaya diterima oleh yang lain, supaya masuk komunitas, atau dengan modus-modus lainnya.
Sadar diri lan waspada bisa menjadi disposisi batin kita hari ini dalam menjalankan sabda Tuhan yang hidup. Mulailah untuk mengkritik dan memuji dengan ketulusan hati. Jangan lupa pula untuk mengedepankan kerendahan hati di tengah arus tingginya emosi diri.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa maha pengasih, jangan sampai kami diadili. Melainkan berilah kami keselamatan, yang diperoleh Yesus Putra-Mu berkat sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Sebab Dialah Tuhan dan pengantara kami.
ANTIFON KOMUNI – Mazmur 60:7b.13
Selamatkanlah umat kesayangan-Mu, ya Tuhan. Berilah kami pertolongan terhadap lawan, Sebab sia-sialah penyelamatan dari manusia.
DOA SESUDAH KOMUNI
Marilah berdoa: Allah Bapa kami di surga, kami mengucap syukur karena telah Kautunjukkan, jalan yang benar kepada kami Dalam diri Yesus Mesias. Semoga Ia sehari-hari tetap mendahului kami, menuju dunia baru tempat kehidupan sejati. Sebab Dialah ….
DOWNLOAD AUDIO RESI
Resi-Senin 20 Juni 2022 oleh Rm. Yohanes Dwi Wicaksono SCJ dari komunitas SCJ Cipinang Cempedak Jakarta – IndonesiaUnduh