Rm. Agustinus Guntoro SCJ dari Komunitas SCJ Martino Capelli – Hong Kong
AUDIO RESI:
ANTIFON PEMBUKA – Matius 6:20a.21
Kumpulkanlah bagimu harta di surga. karena di mana hartamu, di situ pula hatimu.
PENGANTAR:
Setia dan tidak setia akan perjanjian silih berganti. Kini pun masih sering terjadi. Bahkan, sering orang tak segan menggunakan kekerasan asal tercapai impiannya. Membedakan mana yang pokok mengandaikan kita tidak mengejar nilai semu. Demikianlah ‘pandangan tajam’ yang dibicarakan Injil.
DOA PEMBUKA:
Marilah bedoa: Allah Bapa sumber kebahagiaan, semoga berkat sabda-Mu kami menjadi orang yang sungguh bahagia, karena dapat berbuat baik kepada sesama. Demi Yesus Kristus Putra-Mu, ….
BACAAN PERTAMA: Bacaan dari Kitab Kedua Raja-Raja 11:1-4.9-18.20
“Mereka mengurapi Yoas dan berseru, ‘Hiduplah Raja!’”
Ketika Atalya, ibu Ahazia, melihat bahwa anaknya sudah mati, maka bangkitlah ia membinasakan semua keturunan raja. Tetapi Yoseba, anak perempuan raja Yoram, saudara perempuan Ahazia, mengambil Yoas bin Ahazia, menculik dia dari tengah-tengah anak-anak raja yang hendak dibunuh itu, memasukkan dia dengan inang penyusunya ke dalam gudang tempat tidur, dan menyembunyikan dia terhadap Atalya, sehingga dia tidak dibunuh. Maka tinggallah dia enam tahun lamanya bersama-sama perempuan itu dengan bersembunyi di rumah TUHAN, sementara Atalya memerintah negeri. Dalam tahun yang ketujuh Yoyada mengundang para kepala pasukan seratus dari orang Kari dan dari pasukan bentara penunggu. Disuruhnyalah mereka datang kepadanya di rumah TUHAN, lalu diikatnya perjanjian dengan mereka dengan menyuruh mereka bersumpah di rumah TUHAN. Kemudian diperlihatkannyalah anak raja itu kepada mereka. Para kepala pasukan seratus itu melakukan tepat seperti yang diperintahkan imam Yoyada. Masing-masing mengambil orang-orangnya yang selesai bertugas pada hari Sabat bersama-sama dengan orang-orang yang masuk bertugas pada hari itu, lalu datanglah mereka kepada imam Yoyada. Imam memberikan kepada para kepala pasukan seratus itu tombak-tombak dan perisai-perisai kepunyaan raja Daud yang ada di rumah TUHAN. Kemudian para bentara itu, masing-masing dengan senjatanya di tangannya, mengambil tempatnya di lambung kanan sampai ke lambung kiri rumah itu, dengan mengelilingi mezbah dan rumah itu untuk melindungi raja. Sesudah itu Yoyada membawa anak raja itu ke luar, mengenakan jejamang kepadanya dan memberikan hukum Allah kepadanya. Mereka menobatkan dia menjadi raja serta mengurapinya, dan sambil bertepuk tangan berserulah mereka: “Hiduplah raja!” Ketika Atalya mendengar suara bentara-bentara penunggu dan rakyat, pergilah ia mendapatkan rakyat itu ke dalam rumah TUHAN. Lalu dilihatnyalah raja berdiri dekat tiang menurut kebiasaan, sedang para pemimpin dengan para pemegang nafiri ada dekat raja. Dan seluruh rakyat negeri bersukaria sambil meniup nafiri. Maka Atalya mengoyakkan pakaiannya sambil berseru: “Khianat, khianat!” Tetapi imam Yoyada memerintahkan para kepala pasukan seratus, yakni orang-orang yang mengepalai tentara, katanya kepada mereka: “Bawalah dia keluar dari barisan! Siapa yang memihak kepadanya bunuhlah dengan pedang!” Sebab tadinya imam itu telah berkata: “Janganlah ia dibunuh di rumah TUHAN!” Lalu mereka menangkap perempuan itu. Pada waktu ia masuk ke istana raja dengan melalui pintu bagi kuda, dibunuhlah dia di situ. Kemudian Yoyada mengikat perjanjian antara TUHAN dengan raja dan rakyat, bahwa mereka menjadi umat TUHAN; juga antara raja dengan rakyat. Sesudah itu masuklah seluruh rakyat negeri ke rumah Baal, lalu merobohkannya; mereka memecahkan sama sekali mezbah-mezbahnya dan patung-patung dan membunuh Matan, imam Baal, di depan mezbah-mezbah itu. Kemudian imam Yoyada mengangkat penjaga-penjaga untuk rumah TUHAN. Bersukarialah seluruh rakyat negeri dan amanlah kota itu, setelah Atalya mati dibunuh dengan pedang di istana raja.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
MAZMUR TANGGAPAN: Mazmur 132:11.12.13-14.17-18
Ref. Tuhan telah memilih Sion menjadi tempat kedudukan-Nya.
-
Tuhan telah menyatakan sumpah setia kepada Daud , Ia tidak akan memungkirinya: “Seorang anak kandungmu akan Kududukkan di atas takhtamu.
-
Jika anak-anakmu berpegang pada perjanjian-Ku, dan pada peraturan yang Kuajarkan kepada mereka, maka selamanya anak-anak mereka akan duduk di atas takhtamu.”
-
Sebab Tuhan telah memilih Sion, dan mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya, “Inilah tempat peristirahatan-Ku untuk selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya”.
-
Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, dan menyediakan pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kutudungi pakaian keaiban, tetapi ia sendiri akan mengenakan mahkota yang semarak!”
BAIT PENGANTAR INJIL:
U : Alleluya, alleluya, alleluya
S : (Mat 5:3) Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, sebab milik merekalah Kerajaan Allah.
BACAAN INJIL: Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:19-23)
“Di mana hartamu berada, di situ pula hatimu.”
Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
Demikianlah Sabda Tuhan!
U. Terpujilah Kristus!
RESI DIBAWAKAN OLEH Rm. Agustinus Guntoro SCJ
Vivat Cor Iesu per Cor Mariae. Hiduplah Hati Kudus Yesus melalui Hati Maria.
Halo para sahabat dimana pun Anda berada, saya, Agustinus Guntoro, scj dari komunitas Martino Capelli di Hong Kong, menyapa dan mengundang Anda untuk sejenak bersama RESI (Renungan Singkat) Dehonian, hari ini, tanggal 17 Juni 2022.
Para sahabatku yang terkasih, bacaan Injil yang baru saja kita dengarkan tadi, mengingatkan saya pada sebuah lagu miliknya Koes Plus yang berjudul “Bujangan.” Di salah satu liriknya ini: “Hati senang walaupun tak punya uang, oo… hati senang walaupun tak punya uang.” Ungkapan itu kesannya naif ya! Bagi banyak orang yang sealiran dengan para Crazy Rich, barangkali akan sinis mengatakan, “Ah munafik! Bisa apa kita tanpa uang.” Atau barangkali akan ada yang bertanya, “Bagaimana mungkin hati senang tanpa uang?” Bacaan Injil hari ini memberikan jawabannya, “Karena dimana hartamu berada, di situ juga hatimu berada.” Ketika kita mempunyai banyak harta dan tidak bijak dalam mensikapinya, hati dan pikiran kita akan terlalu fokus dan sibuk untuk menyelamatkan harta itu, sehingga hati tidak sempat dan bahkan lupa untuk berbahagia. Ketika kita tidak punya banyak harta, akan ada banyak kesempatan bagi hati kita untuk mengarahkan yang lain-lain, kecuali soal harta benda. Masuk akal bukan! Dan dengan demikian ajaran Yesus ini sangat realistis, jauh dari kenaifan.
Para sahabat, berikutnya saya akan bercerita untuk mengarahkan kepada poin kedua dari Injil hari ini, dimana Tuhan Yesus menyinggung soal fungsi mata sebagai pelita tubuh. Dari sebuah sumber yang tidak begitu jelas, saya pernah mendengar bahwa di daerah Lampung, pernah ada peternak sapi yang mempunyai ide unik. Di musim kemarau, peternak itu kesulitan mendapatkan rumput hijau untuk makanan sapi-sapinya. Kemudian ia punya ide untuk membuat kaca mata plastik yang berwarna hijau dan dipakaikan pada sapi-sapinya. Tujuannya, supaya sapi-sapi itu akan melihat segala sesuatunya, khususnya rumput, menjadi hijau dan menyegarkan, sehingga sapi-sapinya bisa memakannya dengan lahap.
Saya tidak tahu, apakah uji coba peternak yang kreatif itu berhasil mengelabui sapi-sapinya, namun ide untuk mengubah cara pandang itu, sejalan dengan pengajaran Yesus soal yang ini, “Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu.” Secara rohani, kita bisa memaknai demikian. Ketika kita memakai kaca mata hitam (warna yang sering diidentikkan dengan hal yang negatif), maka apa pun yang kita lihat akan terlihat negatif. Sebaik apa pun orang dengan segala attitudenya, akan tetap terlihat negatif. Sebaliknya, ketika kita memakai kacamata bening (netral), saya yakin, kita akan bisa melihat realitas sekitar seperti apa adanya. Dalam hal ini, kacamata bening itu, tidak lain tidak bukan, adalah Tuhan Yesus sendiri. Hanya dalam Yesus (melihat dalam perspektif Yesus), kita hanya akan melihat yang positif, yang baik, dan yang benar atau apa adanya.
Para sahabat yang terkasih, semoga Hati Kudus Yesus semakin merajai hati kita, agar kita diberi kemampuan untuk melihat yang lain, dalam kacamata hati, yaitu hati terbuka untuk belas kasih, pengampunan, dan kebenaran. Terima kasih. Tuhan memberkati kita semuanya.
DOA PERSIAPAN PERSEMBAHAN:
Allah Bapa sumber kedamaian, semoga hidup kami Kaulimpahi Roh Putra-Mu, dan semoga hati kami Kauarahkan kepada kebahagiaan dan kedamaian sesama. Demi Kristus, ….
ANTIFON KOMUNI – Matius 6:20a.21
Kumpulkanlah bagimu harta di surga. Sebab di mana hartamu, di situ pula hatimu berada.
DOA SESUDAH KOMUNI:
Marilah berdoa: Allah Bapa mahakuasa dan kekal, kami mengucap syukur karena telah menerima sabda yang tiada ternilai. Semoga jadilah sabda itu harta kami yang terbesar. dalam segala tingkah laku kami. Demi Kristus, Tuhan dan pengantara kami. Amin.
DOWNLOAD AUDIO RESI:
Resi-Jumat 17 Juni 2022 oleh Rm. Agustinus Guntoro SCJ dari Komunitas SCJ Martino Capelli – Hong KongUnduh